Makna Kuliah Bagi Mahasiswa Lansia
Tugas
Mata
Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen : Dr. M.Nur Ghufron. M.Si
Disusun Oleh :
Sri Urifah (
111218 )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PAI
2013
A.
IDENTITAS
a)
Nama :
Bisri Syamsuri
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Usia : 60tahun
Pendidikan : Universitas Terbuka (UT)
Alamat : Bategede, Nalumsari, Jepara
Deskripsi
:
1)
Fisik : Tinggi
155cm, Berat Badan 48kg, kulit sawo
matang
2)
Non Fisik : sabar, baik
hati
b)
Nama :
Drs. Nor Sa’id
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Usia : 63tahun
Pendidikan : Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
Alamat : Kedungsari, Gebog, Kudus
Deskripsi
:
1)
Fisik : Tinggi 170,
Berat Badan 55. rambut lurus, kulit sawo matang
2)
Non Fisik : keras, baik
hati, pandai, berwibawa
B.
PERMASALAHAN
1.
Apa yang melatar belakangi
kuliah di usia lansia ?
2.
Apa saja kendala yang di alami saat kuliah di usia lansia ?
C.
TUJUAN WAWANCARA
1.
Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi kuliah di usia lansia
2.
Untuk mengethui ap saja kendala yang di alami saat kuliah di usia
lansia
D.
METODE WAWANCARA
Wawancara tidak berstruktur
E.
DASAR TEORI
Long Life Education (pendidikan seumur hidup)
Belajar sepanjang hayat merupakan kewajiban setiap manusia tidak
mengenal usia, status, ruang dan waktu serta yang lainnya. Konsep belajar
sepanjang hayat sesungguhnya telah lama ada dalam ajaran Islam sesuai dengan
hadis yang berbunyi:
اُطْلُبُوُا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ اِلىَ اللَّهحْد
artinya :”Tuntutlah ilmu oleh kalian mulai sejak di buaian hingga liang lahat”. (Al-hadis)
اُطْلُبُوُا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ اِلىَ اللَّهحْد
artinya :”Tuntutlah ilmu oleh kalian mulai sejak di buaian hingga liang lahat”. (Al-hadis)
F.
PEDOMAN WAWANCARA
1.
Apa yang melatar belakangi
kuliah di usia lansia ?
2.
Apa saja kendala yang di alami saat kuliah di usia lansia ?
G.
SETTING
1)
Bapak Bisri Syamsuri
a)
Hari/tanggal :
01 Mei 2013
b)
Waktu :
10.00 WIB
c)
Tempat :
di Rumah Ibu Bisri Syamsuri
d)
Deskripsi suasana : Sedikit ramai, ada anak Bapak
Bisri Syamsuri bermain boneka di ruang tamu.
2)
Drs. Nor Sa’id
a)
Hari/tanggal :
05 Mei 2013
b)
Waktu :
13.00 WIB
c)
Tempat :
di Kantor MTS Nurul Ilmi
d)
Deskripsi suasana :
Banyak dewan guru di dalam kantor sedang jam istirahat melepas lelah penat
setelah mengajar.
H.
HASIL WAWANCARA
v Narasumber
Bapak Bisri Syamsuri
Dari narasumber pertama Atas dasar PERMENNEGPAN dan RB No. 16 /
2009 Guru harus berlatar belakang pendidikan S1 / D4 dan Pendidikan Profesi
Guru ( Sertifikat Profesi ) harus melanjutkan pendidikan selanjutnya dengan
kuliah lagi supaya mendapatkan gelar S1 seperti yang diharapkan oleh
pemerintah.
Dengan begitu akan mendapatkan pengalaman dan ilmu tambahan yang
nantinya diharapkan bisa bermanfaat bagi narasumber dan instansi pendidikan
pada umumnya untuk menunjang pendidikan yang berkualitas yang diberikan pada
peserta didik.
v Narasumber ke-2
Bapak Drs. Nor Sa’id
Tuntutan keprofesionalitas seorang kepala sekolah dalam memanaejen tugas
kepemimpinan di lembaga pendidikan sekolah tingkat pertama dalam hal ini MTs Nurul
ilmi Bapak Drs. Nor Sa’id terdorong harus memperbanyak ilmu dan wawasan lagi
dalam ilmu kependidikan, supaya Madrasah yang di kelola dapat menjadi madrasah
yang berkualitas, sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan madrasah. mampu
mengelola sumber daya manusia (SDM) dalam rangka membantu madrasah melakukan
perencanaaan, pengelolaan dan penyusunan administrasi kegiatan belajar mengajar
diantaranya (RPP, Silabus, Promes, Prota) secara berkelanjutan. Disamping itu
juga supaya dapat tercapai penerapan menejemen berbasis madrasah yang lebih baik,
partisipatif, dan akuntabel.
Peningkatan
mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM)
yang cerdas dan kempetitif sesuai dengan Visi dan Misi Madrasah. Untuk
mewujudkan Visi dan Misi tersebut diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan
yang berkelanjutan, oleh sebab itu saya melanjutkan kuliah lagi, karena saya
merasa kemampuan saya dalam memanajemen berbasis madrasah perlu ditambah.
Seorang pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan. Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada pendidikan Menengah yang
harus dicapai adalah meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional, dan berkompetensi sosial.
I.
INTERPRETASI HASIL
Dari hasil
wawancara dengan teori diatas menunjukkan terkait bahwa dari kedua narasumber
faktor usia dan fisik tidak menjadi kendala dalam menuntut ilmu untuk bekal
bagi diri sendiri dan lingkungan nantinya.
J.
DAFTAR PUSTAKA
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 112. Universitas Negeri Semarang.
2012
http://pendidikan-info.blogspot.com/2010/01/long-life-education-pendidikan-seumur.html
K.
LAMPIRAN
Hasil Wawancara Murni
1.
Narasumber Pertama (Bapak Bisri Syamsuri)
T : Assalamu’alaikum siang pak….
J : Wa’alaikum Salam mbak… siang
juga
T : saya Rifa
mahasiswa yang dari STAIN, yang kemarin izin wawancara sama Bapak
J : oh.. mbak
yang kemarin itu ya, bagaimana mbak….
T : Begini pak,
sekarang bapak kan sudah berusia 60an, tapi bapak masih berkuliah, apa sih yang
melatar belakangi semua itu.
J : oh… begini
mbak, sekarang saya kan menjadi pendidik di sebuah lembaga swasta,dan latar
belakang penddikan akhir saya D2, lha Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB No. 16 /
2009 Guru harus berlatar belakang pendidikan S1 / D4 dan Pendidikan Profesi
Guru ( Sertifikat Profesi ), Atas dasar itulah saya terdorong untuk melanjutkan
pendidikan selanjutnya dengan kuliah lagi supaya mendapatkan gelar S1 seperti
yang diharapkan oleh pemerintah.
T : apakah itu
semua berpengaruh dengan profesi bapak dalam instansi tersebut ?
J : tentu mbak…
kalau seorang guru atau tenaga pendidik tidak memenuhi kualifikasi S1 seperti
yang dicanangkan pemerintah, pendidik tidak
akan diakui statusnya sebagai guru oleh pemerintah, yang akan berakibat guru
tersebut tidak akan mendapatkan tunjangan atau kesejahteraan dari pemerintah.
T :
kesejahteraan bagaimana yang bapak maksud ?
J : Misalnya
Bantuan Khusus Guru ( BKG ) yang biasanya diberikan satu tahun sekali,
Tunjangan Fungsional Guru yang dianggarkan tiap bulan Rp. 250.000,00- dan
diberikan tiap satu semester sekali atau 6 bulan sekali. Sekarang ada Sertifikasi
Guru, yang nantinya bagi guru yang sudah bersertifikasi atau mempunyai
sertifikat sebagai tenaga pendidik yang di sahkan oleh pemerintah, gaji guru
tersebut akan dibayarkan oleh pemerintah sesuai dengan golongannya dalam hal
ini disebut ( Inpassing )
sebagai pembeda golongan misalnya Guru Pertama ( Penata Muda, III/a ),
Guru Muda ( Penata, III/c ), Guru Madya ( Pembina, IV/a ), Guru Utama ( Pembina
Utama Madya, IV/e ).
T : oh..
seperti itu ya pak, lalu bagaimana dengan kondisi perkuliahan bapak sekarang,
sedangkan saat ini usia bapak sudah menginjak usia lansia, apakah ada kendala ?
J : kalau
masalah itu Pada awalnya ya… saya memang sudah berpikir berulang kali, apakah
mungkin dengan umur yang lanjut usia seperti ini saya bisa kuliah lagi,
sedangkan banyak kendala nantinya yang harus kami hadapi yaitu biaya, tenaga,
waktu, dan pikiran yang harus kami persiapkan dengan matang.
T : bisa lebih
dijelaskan lagi pak? Apa saja kendala tersebut?
J : Biaya
Karena kami
sudah terbilang berusia lanjut, otomatis kami juga punya banyak tanggungan
keluarga terutama guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dirumah dan membiayai
anak-anak sekolah. Dengan berbagai macam upaya kami lakukan untuk memenuhi
kebutuhan financial tersebut walau harus kami akui terkadang mau tidak mau kami
harus gali lobang tutup lobang (meminjam dana) dari sumber lain supaya
kebutuhan tersebut bisa terpenuhi dan tercukupi. Karena kalau Cuma mengandalkan
honor dari instansi tempat mengajar terus terang itu jauh dari mencukupi,
karena kami masih berstatus guru honorer atau guru swasta.
Tenaga
Dengan kondisi
fisik yang semakin lemah seperti ini karena usia saya sudah tidak muda lagi
terkadang memang sulit. Karena banyaknya aktifitas yang harus saya kerjakan.
Mulai dari aktifitas belajar mengajar juga aktifitas kemasyarakatan juga
aktifitas sebagai kepala rumah tangga yang harus saya kerjakan. Tetapi saya
yakin dengan semangat yang tinggi dan kemauan keras semua itu dapat kami atasi
sehingga tujuan saya memperoleh gelar S1 dapat terpenuhi.
Waktu
Masalah
managemen waktu memang kadang jadi kendala bagi kami, karena dengan rutinitas
sehari-hari yang begitu padat, kami harus sepandai mungkin membagi waktu. Yaitu
membagi waktu denga keluarga, profesi kami sebagai pengajar, waktu untuk kuliah
terlebih waktu istirahat yang tidak boleh kami abaikan bahkan waktu
istirahatpun kadang kami kurang sehingga mnyebabkan daya tahan fisik melemah.
Pikiran
Sebagai tenaga
pengajar sekaligus mahasiswa yang berusia lanjut tentunya banyak tugas yang
harus saya pikirkan dan kerjakan, karena kalau Cuma saya pikir saja terus tanpa
saya kerjakan tentunya sebuah pemikiran tidak akan membawa hasil yang ingin
dicapai. Oleh karena itu saya harus pandai-pandai memutar otak terus menerus
guna menyelesaikan tugas-tugas saya sebagai tenaga pendidik dan juga
tugas-tugas saya sebagai mahasiswa.
T : ternyata
banyak kendala juga ya pak… meski begitu semua kendala tersebut tidak
menjadikan kendala bapak untuk terus bersemangat melanjutkan studinya,
J : Puji syukur
tidak putus selalu saya panjatkan kepada Allah SWT. Dzat yang maha tinggi, atas
rahmat dan ilmuNya yang diturunkan kepada saya sehingga sampai saat ini saya
masih bisa melanjutkan pendidikan lagi dengan semangat tanpa mengenal lelah dan
putus asa, dan semoga nantinya ilmu yang kami dapatkan bermanfaat bagi saya dan
pada peserta didik khususnya. Amin ….
T : Amin….
Semoga usaha serta do’a bapak dikabulkan
Allah SWT dan studi bapak bisa cepat selesai. Terimakasih pak, atas waktu yang
bapak sempatkan buat saya, semoga wawancara ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi saya, dan yang lainnya.
J : iya mbak…
sama-sama, mumpung mbak masih muda,usia produktif seperti ini lanjutkan
pendidikan mbak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetap semangat.
T :terimakasih
atas motivasinya pak, dan juga informasinya, Wassalamu’alaikum…..
2.
Narasumber ke-dua (Bpk Drs. Nor Sa’id)
T :
Assalamu’alaikum siang pak….
J :
Wa’alaikum Salam mbak… siang juga. Oh.. mbak Rifa yang kemarin mau izin
wawancara?,
T :ya
pak.. begini pak.. saya mau nanya mengenai studi bapak yang sekarang sedang
bapak jalani di usia 63tahun yang bisa dikatakan usia lansia, emmm apa sih yang
melatar belakangi semua itu pak?
J: profesi saya sekarang yang menjadikan tuntutan keprofesionalitas
seorang kepala sekolah dalam memanaejen tugas kepemimpinan di lembaga
pendidikan sekolah tingkat pertama dalam hal ini MTs Nurul ilmi saya terdorong
harus memperbanyak ilmu dan wawasan lagi dalam ilmu kependidikan, Oleh sebab
itu saya berinisiatif melanjutkan studi S2 dengan harapan ilmu yang akan saya
peroleh nanti, dapat saya manfaatkan untuk menunjang kepemimpinana saya sebagai
kepala sekolah, serta sebaagi tenaga pengajar.
T : apakah keprofesionalan terebut menjadi prioritas utama bagi
bapak?
J: ya tentu saja mbak, karena
seorang guru dituntut mempunyai keprofesionalan yang tinggi, dengan begitu akan
tercapai kegiatan belajar mengajar yang aktif, interaktif, kreatif, dan
menyenangkan, supaya tercapai hasil pendidikan yang berkualitas. Sebagai kepala
sekolah, saya dituntut mampu mengelola sumber daya manusia (SDM) dalam rangka
membantu madrasah melakukan perencanaaan, pengelolaan dan penyusunan
administrasi kegiatan belajar mengajar diantaranya (RPP, Silabus, Promes,
Prota) secara berkelanjutan. Disamping itu juga supaya dapat tercapai penerapan
manejemen berbasis madrasah yang lebih baik, partisipatif, dan akuntabel.
Madrasah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya peningkatan mutu pada
sektor pendidikan serangkaian program nasional yang menyemangati upaya
perbaikan yang mendasar ini.
Pentingnya
meningkatkan kemampuan madrasah melakukan pemetaan pencapaian kinerja madrasah
pada saat ini serta pengembangan program madrasah. Mengingat kebijakan nasional
yang berkaitan dengan standar nasional pendidikan, standar minimal pendidikan,
sistem penjamin mutu pendidikan serta penerapan perencanaan madrasah.
Peningkatan
mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM)
yang cerdas dan kempetitif sesuai dengan Visi dan Misi Madrasah. Untuk
mewujudkan Visi dan Misi tersebut diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan
yang berkelanjutan, oleh sebab itu saya melanjutkan kuliah lagi, karena saya
merasa kemampuan saya dalam memanajemen berbasis madrasah perlu ditambah.
Mengingat
bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat beragam, dan
sebagian besar kualitasnya masih berada dibawah standar nasional pendidikan,
maka saya perlu mencari strategi untuk mencapai standar nasional pendidikan
secara bertahap.
Upaya
ini dilakukan dengan menetapkan standar pelayanan minimal yang merupakan
tingkat layanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan,
dalam hal ini adalah MTs Nurul Ilmi. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
adalah faktor yang sangat vital dalam mencapai sebuah hasil pendidikan yang
berkualitas yang dititik beratkan pada kelayakan fisik maupun mental serta
pendidikan dalam jabatan.
Seorang
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
pendidikan Menengah yang harus dicapai adalah meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan berkompetensi sosial.
Selain
memiliki kompetensi sebagai guru, seorang kepala Sekolah atau Madrasah juga
harus memiliki kompetensi kepribadian manajerial kewirausahaan, supervis, dan
sosial. Madrasah yang saya kelola harus sanggup memenuhi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian pendidikan, standar mutu menjadi tanggung jawab Madrasah.
T: apakah selama ini dalam menjalani kuliah terdapat
kendala-kendala ?
J: di usia yang semakin lanjut ini, kalau kendala tentu pasti ada,
yang menjadi tanggung jawab dan prioritas saya, bukan hanya didunia pendidikan
saja, tetapi dirumah juga ada tanggungan keluarga, belum lagi bergelut dengan
masyarakat. Tenaga, waktu, biaya tentunya saya harus pandai-pandai bisa memanajemen
dengan baik, sehingga semua tugas dan kewajiban yang saya emban bisa terpenuhi
dan terlaksana dengan baik baik didunia pendidikan maupun di keluarga dan
masyarakat.
T: seperti itu ya pak.. jadi
Pentingnya meningkatkan kemampuan madrasah melakukan pemetaan pencapaian
kinerja madrasah pada saat ini serta pengembangan program madrasah terdorong
untuk terus melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi?
J: Tentunya saya melanjutka kuliah S2 ini dengan harapan supaya
Madrasah yang saya kelola dapat menjadi madrasah yang berkualitas, sesuai
dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan madrasah saya.
T: Amin…. Semoga madrasah yang bapak pimpin semakin maju,
berkualitas dan tak kalah saing dengan madrasah-madrasah yang ada dikota,
J: ya mbak… teimakasih banyak, semoga mbak juga bisa menjadi
generasi yang bisa meneruskan perjuangan, pendidikan khususnya di daerah
Kedungsari kita ini supaya lebih maju.
T: Amin….. terimakasih banyak pak.. pangestunipun…
Terimakasih atas informasinya pak,
Wassalamu’alaikum…….