Rabu, 29 Mei 2013

Makalah Metodologi Studi Islam



STUDI ISLAM TENTANG MORAL DAN KEMANUSIAAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Ahmad Zaini, LC

 
 
  

Disusun oleh :
                                       Sri Urifah                                         : 111218
                                       Muhammad Mazirul Fuad           :111206
                                       Nor hidayah                                    :111230

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PAI
 2011







Studi Islam Tentang Moral dan Kemanusiaan
A.Pendahuluan
Studi islam sering dikenal dengan istilah islamic studiesyang di artikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan islam.
          Pada bagian ini kita membicarakan dua materi yang di hubungkan dengan islam: pertama, islam dan moral; dan kedua, islam dan kemanusiaan. Dalam islam terdapat ajaran tentang tatakrama yang begitu baik. Meskipun ada yang membedakan antara akhlak dengan moral, perbedaannya antara lain dalam sumber atau rujukan; akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia[1]
Moral berasal dari bahasa latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Sedangkan kata moralitas mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral. Berbicara tentang ‘moralitas suatu perbuatan’ artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk[2]
B.Rumusan Masalah
1.Apa tujuan nabi Muhammad Saw di utus di dunia?
2.Bagaimana kedudukan manusia?
3.Apa saja tugas manusia?




C.Pembahasan
1.Tujuan nabi muhammad di utus
             Masyarakat telah mengetahui pada umumnya bahwa Nabi Muhammad        Saw diutus untuk menyempurnakan akhlak, nabi telah bersabda;
انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
“Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak baik”
Secara teoritik akhlak dibedakan menjadi dua; akhlak mulia (akhlaq al-karimah) dan akhlak tercela (akhlaq al-madzmumah). Akhlak mulia adalah akhlak sejalan dengan Al-Qur’an dan sunah, sedangkan Akhlak tercela adalah perbuatan yang melanggar aturan yang di tentukan dalam Al-quran dan sunnah
            Diantara perbuatan yang termasuk al-akhlaq al-karimah adalah sebagai berikut:
a. Menyelamatkan muslim lain
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
“Muslim (sejati) adalah Muslim yang dapat menyelamatkan Muslim lainnya dari lisannya maupun dari tangannya (HR.Bukhari)
b. Menunaikan janji
    Dalam Al-Qur’an (Al-Ma’idah:1), Allah berfirman ”Hai orang-orang beriman, tunaikanlah janji-janji itu”
c. Membersihkan kotoran dari jalan
واما طة الاذى عن الطريق شعبة من الاايمان
“Membuang kotoran dari jalan muslimin (umum) adalah bagian dari iman” (HR.Muslim)
            Adapun sebagian perbuatan yang termasuk al-akhlaq al-madzmumah adalah sebagai berikut:

a. Sombong
            Dalam Al-Qur’an (Al-Isra’:37), Allah berfirman “Dan  janganlah kamu , berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu akan sampai setinggi gunung”
b. Riya
 Dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah:263), Allah berfirman “Hai orang-orang beriman’ janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allahdan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu batu itu bersih (tidak bertanah lagi). Mereka tidak menguasai sesuatu apa pun dari apa yang mereka usahakan ; dan allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir”
c. Munafik
            Dalam Al-Qur’an (Ali ilmran:167), Allah berfirman “....Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya...”
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
اية المنافق ثلاث : اذا حدث  كذب واذا وعد اخلف واذا ائتمن خان
“Ciri-ciri munafik adalah apabila bicara bohong, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya berkhianat”
AKHLAK ISLAMI
            Dalam Al-Qur’an dan Sunnah terdapat tuntunan agar kita ber-akhlak mulia, tuntunan dapat dipahami menjadi dua; bersifat perintah dan bersifat cegahan.
Di antara akhlak mulia:

·         Anjuran bersilaturrahmi dan keharaman memutuskannya.
Dalam hadits riwayat muslim dikatakan “orang yang ingin rizkinya melimpah dan pengaruhnya melekat, hendakalah bersilaturrahmi”
·         Berbuat baik kepada orang tua.
Dalam Al-qur’an terdapat perintah berbuat baik kepada orang tua (QS. Al-ankabut: 8)
      Yang termasuk cegahan:
Dalam Al-Qur’an terdapat cegahan berkata “Ah” kepada orang tua (Q.S Al-isra’:23)
·         Berbuat baik kepada tetangga
ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم جاره
“barang siapa beriman kepada allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangga” (HR. Muslim)
   Yang termasuk cegahan menyakiti tetangga:
يدخل الجنة من لايآمن جاره بوائقه
“ Tidak masuk surga orang yang tidak memuliakan tetangganya” (HR. Muslim)
                      Akhlak kepada alam atau lingkungan adalah bahwa manusia tidak diperbolehkan melakukan kerusakan di bumi, Dalam surat Al-A’raf ayat 56, Allah berfirman: “Dan janganlah kamu membuat keruskan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya...”
             2.Kedudukan manusia
        Jalaluddin rahmat menulis dalam sebuah artikel yang berjudul “konsep konsep antropologis”. Dalam tulisannya, ia mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an terdapat tiga istilah kunci yang mengacu pda makna pokok manusia: basyar, insan, dan al-nas. (Basyar) berkaitan dengan sifat biologis, (insan) menunjuk pada pada sifat psikologis atau spiritual, (al-nas) mengacu pada manusia sebagai mahluk sosial. Ia menjelaskan dua komponen yang membedakan hakikat manusia dengan hewan, yaitu potensi untuk mengembangkan iman dan potensi mengembangkan ilmu
Jadi kedudukan manusia adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial; mahluk biologis dan mahluk psikologis (spiritual). Dari segi hubungannya dengan Tuhan, kedudukan manusia adalah sebagai hamba (mahluk)
             3.Tugas manusia
           Dalam Al-qur’an allah telah berfirman “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Al-dzariyat; 51). Dengan mengacu pada Al-qur’an kita dapat mengatakan bahwa tugas manusia adalah beribadah kepada Tuhan dalam artian umum, bukan hanya ibadah dalam artian khusus atau  mahdlah, Dalam pengertian umum adalah adanya keyakinan bahwa seluruh perbuatan kita yang bersifat horizontal semata semata diperuntukkan bagi Allah. Sedangkan yang dimaksud tugas dalam pengertian khusus adalah Menyembah Allah dengan cara-cara yang secara teknis telah di atur dalam Sunnah
            Dalam islam tidak ada pemisahan  antara ibadah yang bersifat vertikal(shalat,dzkir) dan ibadah horizontal(muamalah, amal)
   
           MANUSIA SEBAGAI KHOLIFAH
              Dalam Al-qur’an (Al-baqarah:30) disebutkan bahwa manusia adalah khalifah (wakil, pengganti, atau duta) dibumi. Dengan kedudukannya sebagai “wakil” Tuhan dibumi, manusia akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan yang mewakilkannya tentang tugas suci yang di embannya
D. Kesimpulan
                Kedudukan manusia di bumi adalah sebagai mahluk individu     dan mahluk sosial; mahluk biologis dan mahluk psikologis, dalam segi hubungan dengan Tuhan adalah sebagai mahluk yang tugasnya beribadah kepada-Nya
                 Tugas manusia di bumi adalah untuk beribadah kepada allah dan berbuat baik kepada sesama, dan kelak manusia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat  semasa hidup didunia





DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim, Atang.1999.Metodologi Studi Islam.PT Remaja Rosdakarya:Bandung
Salam, Burhanuddin.2000.Etika Individual.PT.Rineka Cipta:Jakarta
Surajiyo.2005.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.PT Bumi Aksara: Jakarta























[1] Surajiyo.2005.Ilmu Filsafat Suatu Penganta.PT Bumi Aksara, Jakarta, hal 88
[2] Salam Burhanuddin.2000.Etika Individual. PT Rineka Cipta, Jakarta, hal 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar