ISLAM BERBICARA TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas Ilmu Pedidikan Islam
Dosen : Moh. In’ami, M, Ag
Disusun Oleh :
1.
Anis Shofwatin ( 111216 )
2.
Ahmad Farid Anwar ( 111217 )
3.
Sri Urifah (
111218 )
4.
Umi Nur Rochmatun ( 111219
)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PAI
2013
ISLAM
BERBICARA TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masyarakat memandang
pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya baik yang
bersifat ketrampilan, keahlian dari generasi tua kepada generasi muda agar
masyarakat tersebut dapat memelihara kelangsungan hidupnya atau tetap
memelihara kepribadiannya. Dari segi pandangan individu pendidikan berarti
upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam
agar dapat teraktualisasi secara konkrit, sehingga hasilnya dapat dinikmati
oleh individu dan masyarakat.
Tujuan
merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang
akan dilalui dan merupaka titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Disamping itu tujuan, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan
dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi adalah
dapat memberi penilaian atau eveluasi pada usaha-usaha pendidikan. [1]
Pada prinsipnya tujuan
pendidikan Islam haruslah selaras dengan tujuan risalah Islam, sejalan dengan
tujuan syari'at Islam. Karena itu tujuan pendidikan Islam harus bersifat
universal dan selalu aktual dengan segala zaman, sebagaimana selalu aktualnya
ajaran Islam, sehingga tujuan syari'at Islam yang hendak mewujudkan rahmatan li
al-alamin benar-benar dapat direalisasikan.
Konsep pendidikan Islam
pada dasarnya berusaha mewujudkan manusia yang baik atau manusia universal
(insan kamil) yakni sesuai dengan fungsi diciptakannya manusia dimana ia
membawa dua misi, yaitu: pertama sebagai 'Abdulloh (hamba Allah) dan kedua, khalifatullah
fil ardl (wakil Allah di muka bumi).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu tujuan pendidikan islam?
2. Bagaimana prinsip agar tujuan pendidikan
islam dapat tercapai?
3. Bagaimana
formulasi tujuan pendidikan?
4. Apa komponen-komponen dalam tujuan
pendidikan?
C.
Pembahasan
1.
Pengertian Tujuan Pendidikan
Kata
mendidik mengandung makna sebagai proses kegiatan menuju ke arah tujuan, karena
pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan ketidak menentuan
(identerminisme) dalam prosesnya.
Adapun
makna tujuan menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak pada suatu
jarak tertentu yang tak akan dapat dicapai kecuali dengan usaha (ikhtiar)
melalui proses tertentu pula.
Tujuan
dalam proses kependidikan islam adalah idelitas (cita-cita) yang mengandung
nilai-nilai islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang
berdasarkan ajaran islam secara bertahap.
Tujuan
pendidikan islam dengan demikian merupakan penggarambaran nilai-nilai islami
yang hendak diwujudkan dalam pribadi manusia didik pada akhir dari proses
tersebut. Dengan istilah lain, tujuan pendidikan islam adalah perwujudan
nilai-nilai islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh pendidik
muslim melalui proses terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian islam
yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan
dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
Tujuan
pendidikan islam menurut Kongres Pendidikan Islam sedunia di islam abad
tahun 1980, adalah pendidik harus merealisasikan cita-cita (idealitas) islami
yang mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh secara
harmonis berdasarkan potensi psikologis
dan fisiologis (jasmaniah) manusia mengacu pada keimanan dan ilmu pengetahuan
secara berkeseimbangan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna yang
berjiwa tawakal (menyerahkan diri) secara total kepada Allah SWT sebagaimana
firman Allah yang menyatakan:
قل ان صلا تي ونسكي
ومØياي ومماتي لله رب العالمين
Artinya:
sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta
alam. (QS. Al Anaam: 162)
Dengan
demikian tujuan pendidikan islam sama luasnya dengan kebutuhan manusia modern
masa kini dan masa yang akan datang. Dimana manusia tidak hanya memerlukan iman
atau agama, melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk
memperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan
spiritual yang berbahagia di akhirat.
Sebagian
ulama ada yang merumuskan tujuan pendidikan islam yang didasari atas cita-cita
hidup umat islam yang menginginkan kehidupan duniawi dan ukhrowi yang bahagia
secara harmonis, maka tujuan pendidikan islam secara teoritis dibedakan menjadi
dua jenis tujuan, yaitu:
Tujuan
keagamaan (al-ghardud diny)
Setiap
orang islam hakikatnya adalah insane agama yang bercita-cita, berpikir, beramal
untuk hidup akhiratnya, berdasarkan atas petunjuk adri wahyu Allah melalui
Rasulullah. Kecenderungan hidup keagamaan ini merupakan ruhnya agama yang benar
berkembangnya dipimpin oleh ajaran islam yang bersumber pada kitab suci yang
menjelaskan serta menerangkan tentang perkara yang benar (haq), tentang tugas
kewajiban manusia untuk mengikutiyangbenar itu, menjauhi yang batil dan sesat
atau mungkar, yang kesemuanya telah diwujudkan dalam syari’at agama yang
berdasarkan nilai-nilai mutlak dan norma-normanya telah ditetapkan oleh Allah
yang tak berubah-ubah menurut selera nafsu manusia. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan islam penuh dengan nilai rohaniah islami dan berorientasi kepada
kebahagiaan hidup di akhirat. Tujuan itu difokuskan pada pembentukan pribadi
muslim yang sanggup melaksanakan syari’at islam melalui proses pendidikan
spiritual menuju makrifat kepada Allah.
Tujuan
keduniaan (al-ghardud dunyawi)
Tujuan
ini lebih mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia
dan kemanfaatannya. Tujuan pendidikan jenis ini dapat dibedakan menjadi
bermacam-macam tujuan, misalnya tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme,
hanya menitikbertakan pada suatu kemanfatan hidup manusia di dunia dan di mana
ukuran-ukurannya sangat relative, bergantung pada kebudayaan atau peradaban
manusia, nilai-nilai kehidupan didasarkan atas kecenderungan-kecenderungan
hidup sosial budaya yang berbeda-beda
menurut tempat dan waktu. Oleh karena itu, tujuan pendidikan menurut paham
pragmatisme ini selalu berubah-ubah menurut tuntutan waktu dan tempat dimana
manusia berpacu mencapai kepuasan hidupnya.
Tujuan
hidup menurut tuntutan hidup ilmu dan teknologi modern seperti masa kini dan
masa yang akan datang, meletakkan nilai-nilainya pada kemampuan menciptakan
kemajuanhidup manusia berdasarkan ilmu dan teknologi, tanpa memperhatikan
nilai-nilai rohaniah dan keagaman yang berada dibalik kemajuan ilmu dan
teknologi. Tujuan pendidikan semacam ini adalah gersang dari nilai-nilai
kemanusiaan dan agama, sehingga terjadilah suatu bentuk kemajuan hidup manusia
yang lebih mementingkan hidup materialistis dan atheistis, karena faktor nilai
iman dan ketaqwaan kepada Tuhan tidak mendapatkan tempat dalam pribadi manusia,
untuk hasil proses pendidikan ini.
Menurut
pandangan islam, pada hakikatnya kehidupan duniawi mengandung nilai ukhrowi
karena dengan mengamalkan ilmu dan teknologi manusia mampu berbuat lebih banyak
amal-amal kebajikan di dunia dibanding dengan orang- orang yang tidak berilmu
pengetahuan dan teknologi. Amal baik itulah yang kemudian menjadifaktor penentu
bagi hidup abhagianya di akhirat.
Merumuskan
tujuan pendidikan islam secara filosofis yang ideal seharusnya menetapkan
rumusan konsepsional yang bersifat komprehensif dan logis dalam bentuk yang
padat dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang dicita-citakan oleh
islam.
Dengan
membedakan rumusan tujuan pendidikan keagamaan dan keduniawian di atas, tampak
antara cita-cita kehidupan duniawi dan ukhrowi dipisahkan. Padahal dalam islam
antara kebaikan hidup duniawi dan ukhrowi merupakan satu kesatuan yang tak
dapat dipisahkan.[2]
Menurut
Drs. Burlin Somad, suatu pendidikan dinamakan pendidikan islam, jika
pendidikan itu bertujuan membentuk individu menjadi bercorak diri berderajat
tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu
adalah ajaran Allah.[3]
Tujuan pendidikan Islam
adalah membina dan memupuk akhlakul karimah. sebagaimana sabda Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
عن ابي هر يرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اِÙ†َّÙ…َا بُعِØ«ْتُ Ù„ِاُ تَÙ…ِÙ…َ Ù…َÙƒَا رِ Ù…َ الْاَØ®ْلاَÙ‚ْ
“Dari Abu Hurairah
Radliyallahu 'Anhu (semoga Allah meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda: "Sesungguhnya aku diutus
(oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak (manusia)”
2. Prinsip
agar tujuan pendidikan islam dapat tercapai
Tujuan
pendidikan islam mempunyai beberapa prinsip tertentu, guna menghantar
tercapainya tujuan pendidikan. Beberapa prinsip itu adalah:[4]
1. Prinsip Universal ( syumuliyah )
Yaitu
prinsip yang memandang keseluruhan aspek agama, manusia, masyarakat dan tatanan
kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan hidup. Prinsip ini menimbulkan
formulasi tujuan pendidikan dengan membuka, mengembangkan dan mendidik segala
aspek pribadi manusia dan meningkatkan keadaan budaya, sosial, ekonomo, dan
politik untuk menyelesaikan semua masalah dalam menghadapi tuntutan masa depan.
2. Prinsip Keseimbangan dan kesederhanaan (
tawazun qa iqtishadiyah )
Yaitu
keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan pada pribadi, berbagai kebutuhan
individu dan komunitas, serta tuntutan pemeliharaan kebudayaan masa kini serta
berusaha mengatasi masalah-masalah yang sedang dan akan terjadi.
3. Prinsip kejelasan ( tabayun )
Yaitu
prinsip yang terdapat ajaran dan hukum yang memberi kejelasan terhadap kejiwaan
manusia ( qalb, akal, dan hawa nafsu ) dan hukum masalah yang dihadapi,
sehingga terwujud tujuan, kurikulum, dan metode pendidikan.
4. Prinsip tak bertentangan
Yaitu
didalamnya terdapat ketiadaan pertentangan antara berbagai unsur dan cara
pelaksanaannya, sehingga antara satu komponen dengan komponen yang lain saling
mendukung.
5. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
Yaitu
didalamnya tidak adanya kekhayalan dalam kandungan program pendidikan,
kandungan dalam progam pendidikan itu harus sesuai realita, tidak
berlebih-lebihan serta adanya kaidah yang praktis da realistis, yang sesuai
dengan fitrah dan kondisi sosioekonomi, sosiopolitik dan sosiokultural yang
ada.
6. Prinsip perubahan yang diinginkan
Prinsip
perubahan struktur diri manusia meliputi jasmaniyah, ruhaniyah, dan nafsaniyah,
serta perubahan kondisi psikologis, sosiologis, pengetahuan, konsep, pikiran,
kemahiran, nilai-nilai, sikap peserta didik untuk mencapai dinamisasi
kesempurnaan pendidikan.
7. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan
individu
Prinsip
ini memperhatikan perbedaan peserta didik. Baik dari ciri-ciri, kebutuhan,
kecerdasan, kebolehan, minat, sikap, tahap pemayangan jasmani, akal, emosi,
sosial dan segala aspeknya., Prinsip ini berpijak pada asumsi bahwa semua
individu tidak sama dengan yang lain.
8. Prinsip dinamis dalam
menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi pada pelaku pendidikan serta
lingkungan dimana pendidikan itu dilaksanakan.
Menurut
Hilda Taba, perinsip-prinsip pokok dalam perumusan tujuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
1) Rumusan tujuan hendaknya meliputi aspek
bentuk tingkah laku yang diharapkan dan bahan yang berkaitan dengannya ( produk
).
2) Tujuan-tujuan yang kompleks harus ditata
secara mapan, analitis dan spesifik, sehingga tampak jelas bentuk-bentuk yang
diharapkan.
3) Formulasi harus jelas untuk pembentukan
tingkah laku yang diinginkan dengan kegiatan belajar tertentu.
4) Tujuan tersebut pada dasarnya bersifat
developmental yang mencerminkan arah yang hendak dicapai.
5) Formulasi harus realistis dan hendaknya
memasukkan terjemahan ke dalam kurikulum dan pengalaman belajar.
6) Tujuan harus mencakup segala aspek
perkembangan peserta didik yang menjadi tanggung jawab sekolah.[5]
Rumusan
tujuan pendidikan Islam yang dihasilkan dari dari seminar pendidikan Islam
sedunia tahub 1980 di Islamabad adalah:
“Education aims
at the ballanced growth of total personality of man through the training of
man’s spirit, intelect, the rational self, feeling and bodile snse. Education
should, therefore, cater for the growth of man in all aspeccts, spiritual,
intelectual, imaginative, physical, scirntific, lionguistic, both individually
and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment
od perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of
complete submission to Allah on the level od individual, the community and
humanity at large.”
Maksudnya,
pendidikan seharusnya berttujuan
mencapai pertumbuhan yang seimbang
dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual,
kecerdasan, rasio, perasaan, dan panca indra. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya pelayanan bagi pertumbuhan manusia dalam segala
aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah,
linguistik, baik secara individu maupun kelompok dan memotivasi semua aspek
tersebut kearah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan utama pendidikan
bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT. Baik dalam level
individu, komunitas dan manusia secara luas.[6]
3.
Formulasi tujuan pendidikan
Upaya
dalam pencapaian tujuan pendidikan harus dilaksanakan dengan semaksimal
mungkin, walaupun pada kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan
kesempurnaan dalam berbagai hal.
Menurut
Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang
dikutip oleh Majid ‘Irsan al-Kaylani’, tujuan
pendidikan islam tertumpu pada empat aspek, yaitu: (1) tercapainya pendidikan
tauhid dengan cara mempelajari ayat Allah SWT, (2) mengetahui ilmu Allah,
melalui pemahaman terhadap kebenaran makhluk-Nya, (3) mengetahui kekuatan (
qadrah ) Allah memalui pemahaman jenis-jenis, kuantitas, dan kreativitas
makhlukNya, dan (4) mengetahui apa yang diperbuat Allah.[7]
Menurut Muhammad
Athahiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan islam adalah tujuan yang telah
ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu hidupnya, yaitu
pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa
pendidikan Islam, sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal dan ilmu
praktis.
Dari
beberapa rumusan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
islam adalah “Terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan khaffah
agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris Nabi”.
4. Komponen – komponen tujuan pendidikan
Tujuan
akhir harus mengandung nilai-nilai islami dalam segala aspeknya, yaitu aspek
normatif, aspek fungsional dan aspek operasional.
Secara
teroritis, tujuan akhir dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Tujuan
normatif yaitu tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang mampu
mengkristalisasikan nilai yang hendak diinternalisasikan:[8]
a. Tujuan formatif
yang bersifat mmberi persiapan dasar yang korektif.
b. Tujuan selektif
yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang
salah
c. Tujuan
determinatif yang bersifat mmberi kemampuan untuk mengarahkan diri pada
sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses kependidikan.
d. Tujuan
integratif yang bersifat member kemampuan untuk memadukan fungsi psikis (pikiran,
perasaan, kemauan, ingatan, dan nafsu) kearah tjuan akhir.
e. Tujuan aplikatif
yang bersifat memberikan kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah
diperoleh dalam pengalaman pendidikan
2. Tujuan fungsional yaitu tujuan yang
sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta didik untuk memfungfikan daya
kognisi, afeksi dan psikomotorik dari hasil pendidikan yang diperoleh
a. Tujuan
individual, yang sasarannya pada pemberian kemampuan individual untuk
mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan kedalam pribadi berupa
moral, intelektual dan skill.
b. Tujuan sosial,
yang sasarannya pada pemberian kemampuan pengamalan nilai-nilai kedalam
kehidupan sosial, interpersonal, dan interaksional dengan orang lain dalam
masyarakat.
c. Tujuan moral,
yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan
tuntutan moral atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama, dorongan
sosial, dorongan psikologis, dan dorongan biologis.
d. Tujuan
professional, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk keahliannya,
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
3. Tujuan
operasional yaitu tujuan yang mempunyai sasaran tehnik manajerial. Menurut Langeveld, tujuan ini dibagi menjadi
enam macam, yaitu:
a. Tujuan umum
(tujuan total). Menurut Kohnstam dan Guning, Tujuan ini mengupayakan
membentuk manusia kamil.
b. Tujuan khusus. Tujuan pendidikan yang
disesuaikan dengan keadaan tertentu, baik berkaitan dengan cita-cita
pembangunan suatu bangsa, tugas dari suatu badan atau lembaga pendidikan, bakat
kemampuan peserta didik dan merupakan dasar persiapan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan berikutnya.
c. Tujuan tak
lengkap. Berkaitan dengan kepribadian manusia dari suatu aspek saja, yang
berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Misal, keagamaan, keindahan,
kesusilaan, kemasyarakatan dan sebagainya.
d. Tujuan
insidental (tujuan seketika). Timbul karena kebetulan, bersifat mendadak,
bersifat sesaat. Misalnya mengadakan shalat jenazah ketika ada orang yang meninggal.
e. Tujuan sementara. Tujuan ini dicapai
pada fase-fase tertentu dari tujuan umum, seperti fase anak yang tujuan
belajarnya adalah membaca dan menulis, fase manula ynag tujuan belajarnya
adalah membekali diri untuk menghadap ilahi dan sebagainya.
f. Tujuan
intermedier. Berkaitan pada oenugasan suatu pengetahuan dan keterampilan demi
tercapainya tujuan sementara, missal anak belajar membaca dan menulis,
berhitung dan sebagainya.
Komponen
tujuan pendidikan tidak hanya terfokus pada tujuan yang bersifat teoritis,
tetapi juga bertujuan praktis yang sasarannya pada pemberian kemampuan praktis
peserta didik. Hal ini dilakukan agar setelah menyelesaikan studinya, mereka
dapat mengaplikasikan ilmunya dengan pernuh kewibawaan dan profesional
mengingat kompetensi yang dimiliki telah memadai.
D. Kritik antar individu
→ Mengkritiki tujuan islam,
Menurut saya Anis Shofwatin (111216)
Tujuan pendidikan islam adalah pembentukan akhlaqul
karimah bagi para peserta didik yang seharusnya harus diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Tapi pada kenyataanya peserta didik yang berasal dari
madrasah tidak semuanya memiliki akhlaq yang baik, bahkan terkadang peserta
didik dari sekolah umum memiliki akhlaq yang lebih baik. Itu semua dikarenakan
faktor lingkungan dan keluarga.
Menurut saya Ahmad Farid Anwar (111217)
Tujuan
pendidikan islam adalah sebuah pembentukan jati diri dalam lingkup yang
terkendali dalam bertujuan membentuk insan yang bermoral, berpengetahuan dan
menjalani kehidupan agar tetap eksis dan berjalan lancar dengan tanpa lepas
dari hakikat pendidikan sebagai salah satu bagian kehdupan yang harus
diperjuangkan.
Menurut saya Sri Urifah (111218)
Di
dunia pendidikan sekarang (di Indonesia) belum
sepenuhnya mampu mencapai tujuan yang diharapkan, kebanyakan sekolah sekarang
hanya mengutamakan prestasi dan mengejar
materi pelajaran semata, bukan dari hasil afektifnya, padahal untuk
mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai
makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya. Akan tetapi dalam realitanya banyak
anak pelajar yang belum mampu mengaplikasikan
akan akhlak mulia, contohnya
sering banyak
tawuran, dll.
Menurut saya Umi Nur Rochmatun
( 111219 )
Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah
swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik,
bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya,
masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan.
E. Kesimpulan
Dari
makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana
peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk
mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai
makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya
Untuk
merealisasikan tujuan pendidikan Islam, maka terdapat beberapa prinsip yaitu:
ü Prinsip universal
ü Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan
ü Prinsip kejelasan
ü Prinsip tak bertentangan
ü Prinsip realisme dan dapet dilaksanakan
ü Prinsip perubahan yang diingini
ü Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan
individu
ü Prinsip dinamis dalam menerima perubahan
dan perkembangan
Tujuan dalam pendidikan
islam adalah “Terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan khaffah
agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris Nabi”.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani ,
Omar Muhammad at-Tumi. 1979. Falsafah
Pendidikan. Islam. Bulan Bintang. Jakarta
Marimba, Ahmad
D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan.
Al-Maarif. Bandung
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana. Jakarta
Somad, Burlian, 1981. Beberapa Persoalan
dalam Pendidikan Islam. Cet Ketiga, PT. Al Ma’arif, Bandung.
M Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Ahmad D. Marimba. 1989.
Pengantar Filsafat Pendidikan. Al-Maarif. Bandung. Hal. 45-46
[2] H.M Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.53-59
[3] Drs, Burlian Somad, Beberapa Persoalan
dalam Pendidikan Islam, Cet Ketiga, PT. Al Ma’arif, Bandung, 1981, Hal 20.
[4] Omar Muhammad at-Tumi
al-Syaibani. 1979. Falsafah Pendidikan. Islam. Bulan Bintang. Jakarta. Hal.
437-443
[5] Dr. Abdul Mujib dan
Jusuf Mudzakkir. 2004. Ilmu Pendidikan
Islam. Kencana. Jakarta. Hal. 74-75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar