Selasa, 28 Mei 2013

Makalah Ilmu Pendidikan Islam

   
    ISLAM BERBICARA TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN

MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ilmu Pedidikan Islam
Dosen : Moh. In’ami, M, Ag






Disusun Oleh :
1.      Anis Shofwatin                 ( 111216 )
2.      Ahmad Farid Anwar         ( 111217 )
3.      Sri Urifah                          ( 111218 )
4.      Umi Nur Rochmatun        ( 111219 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PAI
2013
ISLAM BERBICARA TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN
A.    Latar Belakang Masalah
Masyarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya baik yang bersifat ketrampilan, keahlian dari generasi tua kepada generasi muda agar masyarakat tersebut dapat memelihara kelangsungan hidupnya atau tetap memelihara kepribadiannya. Dari segi pandangan individu pendidikan berarti upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar dapat teraktualisasi secara konkrit, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh individu dan masyarakat.
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupaka titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping itu tujuan, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau eveluasi pada usaha-usaha pendidikan. [1]
Pada prinsipnya tujuan pendidikan Islam haruslah selaras dengan tujuan risalah Islam, sejalan dengan tujuan syari'at Islam. Karena itu tujuan pendidikan Islam harus bersifat universal dan selalu aktual dengan segala zaman, sebagaimana selalu aktualnya ajaran Islam, sehingga tujuan syari'at Islam yang hendak mewujudkan rahmatan li al-alamin benar-benar dapat direalisasikan.
Konsep pendidikan Islam pada dasarnya berusaha mewujudkan manusia yang baik atau manusia universal (insan kamil) yakni sesuai dengan fungsi diciptakannya manusia dimana ia membawa dua misi, yaitu: pertama sebagai 'Abdulloh (hamba Allah) dan kedua, khalifatullah fil ardl (wakil Allah di muka bumi).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu tujuan pendidikan islam?
2.      Bagaimana prinsip agar tujuan pendidikan islam dapat tercapai?
3.      Bagaimana formulasi tujuan pendidikan?
4.      Apa komponen-komponen dalam tujuan pendidikan?

C.    Pembahasan
1.      Pengertian Tujuan Pendidikan
Kata mendidik mengandung makna sebagai proses kegiatan menuju ke arah tujuan, karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan ketidak menentuan (identerminisme) dalam prosesnya.
Adapun makna tujuan menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak pada suatu jarak tertentu yang tak akan dapat dicapai kecuali dengan usaha (ikhtiar) melalui proses tertentu pula.
Tujuan dalam proses kependidikan islam adalah idelitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran islam secara bertahap.
Tujuan pendidikan islam dengan demikian merupakan penggarambaran nilai-nilai islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi manusia didik pada akhir dari proses tersebut. Dengan istilah lain, tujuan pendidikan islam adalah perwujudan nilai-nilai islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian islam yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
Tujuan pendidikan islam menurut Kongres Pendidikan Islam sedunia di islam abad tahun 1980, adalah pendidik harus merealisasikan cita-cita (idealitas) islami yang mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan potensi  psikologis dan fisiologis (jasmaniah) manusia mengacu pada keimanan dan ilmu pengetahuan secara berkeseimbangan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna yang berjiwa tawakal (menyerahkan diri) secara total kepada Allah SWT sebagaimana firman Allah yang menyatakan:
قل ان صلا تي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين
Artinya: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al Anaam: 162)
Dengan demikian tujuan pendidikan islam sama luasnya dengan kebutuhan manusia modern masa kini dan masa yang akan datang. Dimana manusia tidak hanya memerlukan iman atau agama, melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan spiritual yang berbahagia di akhirat.
Sebagian ulama ada yang merumuskan tujuan pendidikan islam yang didasari atas cita-cita hidup umat islam yang menginginkan kehidupan duniawi dan ukhrowi yang bahagia secara harmonis, maka tujuan pendidikan islam secara teoritis dibedakan menjadi dua jenis tujuan, yaitu:
Tujuan keagamaan (al-ghardud diny)
Setiap orang islam hakikatnya adalah insane agama yang bercita-cita, berpikir, beramal untuk hidup akhiratnya, berdasarkan atas petunjuk adri wahyu Allah melalui Rasulullah. Kecenderungan hidup keagamaan ini merupakan ruhnya agama yang benar berkembangnya dipimpin oleh ajaran islam yang bersumber pada kitab suci yang menjelaskan serta menerangkan tentang perkara yang benar (haq), tentang tugas kewajiban manusia untuk mengikutiyangbenar itu, menjauhi yang batil dan sesat atau mungkar, yang kesemuanya telah diwujudkan dalam syari’at agama yang berdasarkan nilai-nilai mutlak dan norma-normanya telah ditetapkan oleh Allah yang tak berubah-ubah menurut selera nafsu manusia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan islam penuh dengan nilai rohaniah islami dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup di akhirat. Tujuan itu difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syari’at islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat kepada Allah.
Tujuan keduniaan (al-ghardud dunyawi)
Tujuan ini lebih mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya. Tujuan pendidikan jenis ini dapat dibedakan menjadi bermacam-macam tujuan, misalnya tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme, hanya menitikbertakan pada suatu kemanfatan hidup manusia di dunia dan di mana ukuran-ukurannya sangat relative, bergantung pada kebudayaan atau peradaban manusia, nilai-nilai kehidupan didasarkan atas kecenderungan-kecenderungan hidup sosial budaya  yang berbeda-beda menurut tempat dan waktu. Oleh karena itu, tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme ini selalu berubah-ubah menurut tuntutan waktu dan tempat dimana manusia berpacu mencapai kepuasan hidupnya.
Tujuan hidup menurut tuntutan hidup ilmu dan teknologi modern seperti masa kini dan masa yang akan datang, meletakkan nilai-nilainya pada kemampuan menciptakan kemajuanhidup manusia berdasarkan ilmu dan teknologi, tanpa memperhatikan nilai-nilai rohaniah dan keagaman yang berada dibalik kemajuan ilmu dan teknologi. Tujuan pendidikan semacam ini adalah gersang dari nilai-nilai kemanusiaan dan agama, sehingga terjadilah suatu bentuk kemajuan hidup manusia yang lebih mementingkan hidup materialistis dan atheistis, karena faktor nilai iman dan ketaqwaan kepada Tuhan tidak mendapatkan tempat dalam pribadi manusia, untuk hasil proses pendidikan ini.
Menurut pandangan islam, pada hakikatnya kehidupan duniawi mengandung nilai ukhrowi karena dengan mengamalkan ilmu dan teknologi manusia mampu berbuat lebih banyak amal-amal kebajikan di dunia dibanding dengan orang- orang yang tidak berilmu pengetahuan dan teknologi. Amal baik itulah yang kemudian menjadifaktor penentu bagi hidup abhagianya di akhirat.
Merumuskan tujuan pendidikan islam secara filosofis yang ideal seharusnya menetapkan rumusan konsepsional yang bersifat komprehensif dan logis dalam bentuk yang padat dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang dicita-citakan oleh islam.
Dengan membedakan rumusan tujuan pendidikan keagamaan dan keduniawian di atas, tampak antara cita-cita kehidupan duniawi dan ukhrowi dipisahkan. Padahal dalam islam antara kebaikan hidup duniawi dan ukhrowi merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.[2]
Menurut Drs. Burlin Somad, suatu pendidikan dinamakan pendidikan islam, jika pendidikan itu bertujuan membentuk individu menjadi bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.[3]
Tujuan pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul karimah. sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
                                                   
عن ابي هر يرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اِÙ†َّÙ…َا بُعِØ«ْتُ Ù„ِاُ تَÙ…ِÙ…َ Ù…َÙƒَا رِ Ù…َ الْاَØ®ْلاَÙ‚ْ
“Dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu (semoga Allah meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda: "Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak (manusia)”


2.      Prinsip agar tujuan pendidikan islam dapat tercapai
Tujuan pendidikan islam mempunyai beberapa prinsip tertentu, guna menghantar tercapainya tujuan pendidikan. Beberapa prinsip itu adalah:[4]
1.      Prinsip Universal ( syumuliyah )
Yaitu prinsip yang memandang keseluruhan aspek agama, manusia, masyarakat dan tatanan kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan hidup. Prinsip ini menimbulkan formulasi tujuan pendidikan dengan membuka, mengembangkan dan mendidik segala aspek pribadi manusia dan meningkatkan keadaan budaya, sosial, ekonomo, dan politik untuk menyelesaikan semua masalah dalam menghadapi tuntutan masa depan.
2.      Prinsip Keseimbangan dan kesederhanaan ( tawazun qa iqtishadiyah )
Yaitu keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan pada pribadi, berbagai kebutuhan individu dan komunitas, serta tuntutan pemeliharaan kebudayaan masa kini serta berusaha mengatasi masalah-masalah yang sedang dan akan terjadi.
3.      Prinsip kejelasan ( tabayun )
Yaitu prinsip yang terdapat ajaran dan hukum yang memberi kejelasan terhadap kejiwaan manusia ( qalb, akal, dan hawa nafsu ) dan hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan, kurikulum, dan metode pendidikan.
4.      Prinsip tak bertentangan
Yaitu didalamnya terdapat ketiadaan pertentangan antara berbagai unsur dan cara pelaksanaannya, sehingga antara satu komponen dengan komponen yang lain saling mendukung.
5.      Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
Yaitu didalamnya tidak adanya kekhayalan dalam kandungan program pendidikan, kandungan dalam progam pendidikan itu harus sesuai realita, tidak berlebih-lebihan serta adanya kaidah yang praktis da realistis, yang sesuai dengan fitrah dan kondisi sosioekonomi, sosiopolitik dan sosiokultural yang ada.
6.      Prinsip perubahan yang diinginkan
Prinsip perubahan struktur diri manusia meliputi jasmaniyah, ruhaniyah, dan nafsaniyah, serta perubahan kondisi psikologis, sosiologis, pengetahuan, konsep, pikiran, kemahiran, nilai-nilai, sikap peserta didik untuk mencapai dinamisasi kesempurnaan pendidikan.
7.      Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu
Prinsip ini memperhatikan perbedaan peserta didik. Baik dari ciri-ciri, kebutuhan, kecerdasan, kebolehan, minat, sikap, tahap pemayangan jasmani, akal, emosi, sosial dan segala aspeknya., Prinsip ini berpijak pada asumsi bahwa semua individu tidak sama dengan yang lain.
8.      Prinsip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi pada pelaku pendidikan serta lingkungan dimana pendidikan itu dilaksanakan.
Menurut Hilda Taba, perinsip-prinsip pokok dalam perumusan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1)      Rumusan tujuan hendaknya meliputi aspek bentuk tingkah laku yang diharapkan dan bahan yang berkaitan dengannya ( produk ).
2)      Tujuan-tujuan yang kompleks harus ditata secara mapan, analitis dan spesifik, sehingga tampak jelas bentuk-bentuk yang diharapkan.
3)      Formulasi harus jelas untuk pembentukan tingkah laku yang diinginkan dengan kegiatan belajar tertentu.
4)      Tujuan tersebut pada dasarnya bersifat developmental yang mencerminkan arah yang hendak dicapai.
5)      Formulasi harus realistis dan hendaknya memasukkan terjemahan ke dalam kurikulum dan pengalaman belajar.
6)      Tujuan harus mencakup segala aspek perkembangan peserta didik yang menjadi tanggung jawab sekolah.[5]
Rumusan tujuan pendidikan Islam yang dihasilkan dari dari seminar pendidikan Islam sedunia tahub 1980 di Islamabad adalah:
Education aims at the ballanced growth of total personality of man through the training of man’s spirit, intelect, the rational self, feeling and bodile snse. Education should, therefore, cater for the growth of man in all aspeccts, spiritual, intelectual, imaginative, physical, scirntific, lionguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment od perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level od individual, the community and humanity at large.”
Maksudnya, pendidikan seharusnya berttujuan  mencapai pertumbuhan yang seimbang  dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan, dan panca indra. Oleh karena itu, pendidikan  seharusnya pelayanan  bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun kelompok dan memotivasi semua aspek tersebut kearah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan utama pendidikan bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT. Baik dalam level individu, komunitas dan manusia secara luas.[6]
3.      Formulasi tujuan pendidikan
Upaya dalam pencapaian tujuan pendidikan harus dilaksanakan dengan semaksimal mungkin, walaupun pada kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal.
Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh  Majid ‘Irsan al-Kaylani’, tujuan pendidikan islam tertumpu pada empat aspek, yaitu: (1) tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat Allah SWT, (2) mengetahui ilmu Allah, melalui pemahaman terhadap kebenaran makhluk-Nya, (3) mengetahui kekuatan ( qadrah ) Allah memalui pemahaman jenis-jenis, kuantitas, dan kreativitas makhlukNya, dan (4) mengetahui apa yang diperbuat Allah.[7]
Menurut  Muhammad Athahiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan islam adalah tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu hidupnya, yaitu pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa pendidikan Islam, sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal dan ilmu praktis.
Dari beberapa rumusan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan islam adalah “Terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan khaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris Nabi”.
4.      Komponen – komponen tujuan pendidikan
Tujuan akhir harus mengandung nilai-nilai islami dalam segala aspeknya, yaitu aspek normatif, aspek fungsional dan aspek operasional.
Secara teroritis, tujuan akhir dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1.      Tujuan normatif yaitu tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang mampu mengkristalisasikan nilai yang hendak diinternalisasikan:[8]
a.       Tujuan formatif yang bersifat mmberi persiapan dasar yang korektif.
b.      Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang salah
c.       Tujuan determinatif yang bersifat mmberi kemampuan untuk mengarahkan diri pada sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses kependidikan.
d.      Tujuan integratif yang bersifat member kemampuan untuk memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan nafsu) kearah tjuan akhir.
e.       Tujuan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam pengalaman pendidikan
2.      Tujuan fungsional yaitu tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta didik untuk memfungfikan daya kognisi, afeksi dan psikomotorik dari hasil pendidikan yang diperoleh
a.       Tujuan individual, yang sasarannya pada pemberian kemampuan individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan kedalam pribadi berupa moral, intelektual dan skill.
b.      Tujuan sosial, yang sasarannya pada pemberian kemampuan pengamalan nilai-nilai kedalam kehidupan sosial, interpersonal, dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat.
c.       Tujuan moral, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama, dorongan sosial, dorongan psikologis, dan dorongan biologis.
d.      Tujuan professional, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk keahliannya, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
3.      Tujuan operasional yaitu tujuan yang mempunyai sasaran tehnik manajerial. Menurut Langeveld, tujuan ini dibagi menjadi enam macam, yaitu:
a.       Tujuan umum (tujuan total). Menurut Kohnstam dan Guning, Tujuan ini mengupayakan membentuk manusia kamil.
b.      Tujuan khusus. Tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan tertentu, baik berkaitan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa, tugas dari suatu badan atau lembaga pendidikan, bakat kemampuan peserta didik dan merupakan dasar persiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
c.       Tujuan tak lengkap. Berkaitan dengan kepribadian manusia dari suatu aspek saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Misal, keagamaan, keindahan, kesusilaan, kemasyarakatan dan sebagainya.
d.      Tujuan insidental (tujuan seketika). Timbul karena kebetulan, bersifat mendadak, bersifat sesaat. Misalnya mengadakan shalat jenazah ketika ada  orang yang meninggal.
e.       Tujuan sementara. Tujuan ini dicapai pada fase-fase tertentu dari tujuan umum, seperti fase anak yang tujuan belajarnya adalah membaca dan menulis, fase manula ynag tujuan belajarnya adalah membekali diri untuk menghadap ilahi dan sebagainya.
f.       Tujuan intermedier. Berkaitan pada oenugasan suatu pengetahuan dan keterampilan demi tercapainya tujuan sementara, missal anak belajar membaca dan menulis, berhitung dan sebagainya.
Komponen tujuan pendidikan tidak hanya terfokus pada tujuan yang bersifat teoritis, tetapi juga bertujuan praktis yang sasarannya pada pemberian kemampuan praktis peserta didik. Hal ini dilakukan agar setelah menyelesaikan studinya, mereka dapat mengaplikasikan ilmunya dengan pernuh kewibawaan dan profesional mengingat kompetensi yang dimiliki telah memadai.

D.    Kritik antar individu
    Mengkritiki tujuan islam,
Menurut saya Anis Shofwatin (111216)
Tujuan pendidikan islam adalah pembentukan akhlaqul karimah bagi para peserta didik yang seharusnya harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi pada kenyataanya peserta didik yang berasal dari madrasah tidak semuanya memiliki akhlaq yang baik, bahkan terkadang peserta didik dari sekolah umum memiliki akhlaq yang lebih baik. Itu semua dikarenakan faktor lingkungan dan keluarga.
Menurut saya Ahmad Farid Anwar (111217)
 Tujuan pendidikan islam adalah sebuah pembentukan jati diri dalam lingkup yang terkendali dalam bertujuan membentuk insan yang bermoral, berpengetahuan dan menjalani kehidupan agar tetap eksis dan berjalan lancar dengan tanpa lepas dari hakikat pendidikan sebagai salah satu bagian kehdupan yang harus diperjuangkan. 
Menurut saya Sri Urifah (111218)
Di dunia pendidikan sekarang (di Indonesia) belum sepenuhnya mampu mencapai tujuan yang diharapkan, kebanyakan sekolah sekarang hanya mengutamakan  prestasi dan mengejar materi pelajaran semata, bukan dari hasil afektifnya, padahal untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya. Akan tetapi dalam realitanya banyak anak pelajar yang belum mampu mengaplikasikan akan akhlak mulia, contohnya sering banyak tawuran, dll.
Menurut saya Umi Nur Rochmatun ( 111219 )
Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan.



E.     Kesimpulan
Dari makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya
Untuk merealisasikan tujuan pendidikan Islam, maka terdapat beberapa prinsip yaitu:

ü  Prinsip universal
ü  Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan
ü  Prinsip kejelasan
ü  Prinsip tak bertentangan
ü  Prinsip realisme dan dapet dilaksanakan
ü  Prinsip perubahan yang diingini
ü  Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu
ü  Prinsip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan


Tujuan dalam pendidikan islam adalah “Terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan khaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris Nabi”.





DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani , Omar Muhammad at-Tumi. 1979. Falsafah Pendidikan. Islam. Bulan Bintang. Jakarta
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan. Al-Maarif. Bandung
Mujib,  Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana. Jakarta
Somad, Burlian, 1981. Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam. Cet Ketiga, PT. Al Ma’arif, Bandung.
M Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta: Bumi  Aksara.


[1] Ahmad D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan. Al-Maarif. Bandung. Hal. 45-46
                                                                           
[2] H.M Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta: Bumi  Aksara.53-59
[3] Drs, Burlian Somad, Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam, Cet Ketiga, PT. Al Ma’arif, Bandung, 1981, Hal 20.
[4] Omar Muhammad at-Tumi al-Syaibani. 1979. Falsafah Pendidikan. Islam. Bulan Bintang. Jakarta. Hal. 437-443
[5] Dr. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana. Jakarta. Hal. 74-75

[6] Ibid, Hal. 82-83
[7] Ibid, Hal, 78
[8] Ibid, Hal, 75-77

Tidak ada komentar:

Posting Komentar